Akhir dari waktu

Jumat, 31 Juli 2015

0 komentar
Lirik terakhir dalam tiap senandung yang terlontar di bibir mungil ku. Apa ini senandung terakhir, seperti sebuah bunga yang akan ku persembahkan kepada mu. Siapa yang tahu tentang akhir hidup manusia, siapa yang tahu tentang esok. Melawan sebuah hidup, mungkin adalah satu cara untuk bertahan. Namun, pada akhirnya akan berhenti pada satu titik dimana ada garis terakhir yang menunggunya.

Bertemu dengan seseorang sebelum menghampiri titik terkahir itu. Bisa kita sebut sebagai bonus yang di beri Tuhan. Menjaganya adalah kewajiban kita. Meski kadang sakit saat kita harus berjuang. Mungkin melihat mereka bahagia, adalah sebuah tambahan kenikmatan sebelum benar benar sampai pada titik terakhirnya.

Bermain dengan waktu. Adalah masa dimana kita mampu belajar untuk mengenal lebih dekat apa itu nikmat dan apa itu akhirat. Dunia, katanya memang sementara. Surga, katanya yang paling dirindu.Dan Neraka, siapa yang mau menempati. Kita manusia diciptakan untuk mengukir tiap lembar kosong yang telah di berikan. Entah seperti apa akhirnya. Ada beberpa lembar diantaranya akan diisi bukan kamu saja, orang itu akan mengajarkan mu cara mengukir indah di tiap lembarnya. Dia sudah diciptakan atau mungkin belum. Entahlah...

Sosok yang disampingmu sekarang, bukan berarti dialah yang akan mengukir. Namun bisa juga dia. Siapa yang tahu. Keyakinan pada suatu hal akan menguatkan mu. Percayalah, meski keyakinan itu menyakitkan. Waktu mungkinkah akan berlalu. Secepat itu atau selambat itu aku tak tahu. Rasa sakit dalam tiap detik waktu yang aku tahu. Adalah cara Tuhan memberi tahu, yang terbaik ataukah hanya yang akan berlalu. Hati memang seperti sungai yang disinggah sementara. Namun akhirnya akan menuju pada muaranya.