Tiga Huruf Terakhir

Selasa, 20 Januari 2015

0 komentar
Ketika pukul lima, diatas dunia maya tak terlihat senja
Jemari ku masih enggan menekan beberapa kata
Aku tak tahu kenapa aku enggan memulai semua
Senggang yang kini tercipta antara kita
Membuat sedikit celah yang membuat ku ingin melupakan semua

Hingga pada akhirnya, ketika jarum jam sedikit bergeser ke angka lima lebih seperempat dari masanya
Tanpa sadar aku mengirim pesan pada sebuah dunia yang mengenalkan kita
"Hai..."
Gelisah, setengah mati
Rasanya aku seperti sadar bahwa aku melakukan hal paling bodoh untuk kesekian kali
Mengharap yang seakan mau pergi untuk kembali
Ingin ku ulangi lagi, kubatalkan pengiriman pesan itu

Baiklah, pukul enam
Kulihat ternyata jarum jam terlalu berlari cepat dari dugaan ku
Senja dunia maya masih juga tak terlihat siratnya
Apalagi yang harus kunanti ?
Gelisah semakin menjadi
Kutatap tiap inci layar penghubung dunia kami
Nihil

Baiklah, mungkin hanya di lihat saja
Aku bukan lagi kenyamanannya dia
Atau aku bukan lagi ada di bagian dirinya
Senja, kurasa sudah tak ada
Meski ku nanti, pasti sia

" Hai... "
Ini pesan terakhir ku untuk mu
Bila nanti kamu membalas
Mungkin tangan ini tak bisa menyentuuh tiap jengkal udara
Kurasa, jika jaru pada detak yang menghantui ku ini bisakuhentikan
Aku masih bisa mengusahakan senja lagi
Meski ku tahu aku tak mendapat tempat lagi
Maka dari itu, tadi adalah pesan terakhir ku diatas senja yang sangat kuharapkan
" Hai... "
Kamu tak akan terganggu lagi dengan pesan singat ku lagi
" Hai... "
Hapuslah pesan ku seperti kamu bisa menghapus ku
" Hai... "
Tiga huruf terakhir sebelum aku pergi membawa rindu singkat yang ingin ku bagi
Tiga huruf terakhir sebelum aku pergi membawa harapan
Bahwa tiga huruf ini adalah salam ku untuk mu