Laki-laki itu masih duduk di pojok sebuah taman. Tatapannya yang nampak kosong, membuat daun-daun perindang di sekitarnya mulai menunduk lesu. Wajahnya terlihat serius dengan tangan terus menari disamping pahanya.
Suara tawa anak-anak di sampingnya tak membuat sedikit perhatiannya teralihkan. Dia tetap diam, dengan pose yang tak berubah sedikitpun. Hingga bel tanda masuk berbunyi barulah dia berdiri, berjalan menuju kelasnya.
Nampak diatas pintu tertera "XII-SAINS 4". Laki-laki itu masuk dan duduk di bangkunya. Wajahnya masih sama, entah apa yang ada dipikirannya saat ini.
Ahmad Johan Pamungkas, ya itu nama laki-laki yang nampak gelisah sedari tadi. Dia adalah seorang ketua grup teater di SMA Pelita Nusa Garuda. Dia terkenal sebagai seorang pemikir. Namun, dia juga seorang yang banyak sekali ide dan sangat bertanggung jawab. Pantas dia di daulat menjadi ketua grup teater, berkat ide segarnya--Teater Rock and Tradisonal Rama Shinta. Teater SMA Pelita Nusa Garuda, menjadi pemenang pertama teater se Jawa-Bali.
"Jo, kamu dipanggil Bu Sarah," kata Dian, teman sekelas Johan.
"Dimana?"
"Ruang guru, ini surat dispen mu."
Dengan langkah cepat, Johan berjalan menuju ruang guru. Dia tahu apa yang akan di bahas oleh Bu Sarah. Namun, dia masih belum menemukan patner yang tepat.
"Johan, konsep pagelaran besok di gedung kota bagus. Lalu kamu sudah menemukan patner yang pas, selain Maya?" Tanya Bu Sarah.
"Belum, saya sangat bingung Bu, anggota grup teater sudah pas sedangkan saya mengadakan audisi juga tidak ada yang memenuhi syarat."
"Tunggu sebentar," kata Bu Sarah.
Tok tok tok, "Permisi Bu Sarah memanggil saya ada apa?" salam seseorang.
"Nah, ini Chalista," kata Bu Sarah, "Ini Jo, saya menemukan patner kamu. Dia Chalista Pertama Sari dia adik kelas mu."
Chalista tersenyum simpul. Johan memperhatikan wajah Chalista dengan teliti. Tak ada satu bagian yang tertinggal dari pengamatannya. Bu Sarah memang malaikat penolong. Beliau memecahkan masalah yang sedari tadi membuat Johan seperti orang paling susah di dunia.
"Hai, salam kenal Chalista semoga Bu Sarah tidak salah milih kamu buat teater kali ini." ucap Johan.
***
Semenjak perkenalan di ruang guru oleh Bu Sarah. Kini Johan dan Chalista selalu menjadi patner yang serasi. Setiap pertunjukan mereka selalu di akhiri dengan pujian.
Jadi duet Johan dan Chalista tak hanya berhenti pada teater itu saja. Kini mereka di dapuk sebagai Wakil Duta Lingkungan untuk mewakili sekolah.
Ditengah kebiasaan mereka, semua teman-teman Johan mengira bahwa Chalista adalah pacarnya. Kekompakan mereka sangat alami. Apalagi jika diatas panggung.
Namun, mereka berdua melakukan semua itu sebatas rekan di grup teater. Chalista sudah memiliki pacar.
"Ta, kamu sama Kak Johan pacaran?"tanya teman Chalista.
"Enggak lah, Rio mau aku kemanain?"
"Loh, bukannya kalian udah putus? kemaren aku lihat Rio jalan sama Bunga."
"Bunga? anak kelas Social 3?"
"Ya, Kemaren waktu aku ketemu juga si Bunga bilang kalau Rio pacarnya."
Mendengar semua cerita tentang Rio. Chalista mulai menjaga jarak dengan Johan, dia berfikir bahwa Rio selingkuh akibat isu dia dan Johan pacaran.
message : Rio
Cha, aku pengen ketemu kamu di cafe pukul 5.
Chalista membaca pesan singkat dari Rio.
***
"Kita putus, kamu selingkuhkan sama kakak senior itu."
"Enggak, Ri aku cuman..."
"Udah deh, banyak yang bilang, kamu tahu aku paling benci namanya selingkuh ya dan kamu apa? bisa-bisanya kamu selingkuh." Rio beranjak dari kursinya. Suasana cafe yang sedari tadi nampak romantis kini berubah menjado dramatis. Entah gara-gara apa hubungan Chalista menjadi berantakan. Sejujurnya Johan sempat mengungkapkan perasaannya. Namun, dia sadar bahwa Chalista milik Rio.
"Oke, lalu Bunga?" Tanya Chalista dengan wajah menahan kecewa.
"Oh, kamu sudah tahu. Syukurlah."
"Ri," Plak ! suara tamparan tangab Chalista mendarat mulus di pipi Rio.
Perjalan pulang, air mata Chalista tak berhenti mengalir. Kenapa Rio setega itu? Kenapa dia enggak mau membuka pikirannya ? Kenapa ???
Sejujurnya Chalista masih sayang Rio. Namun sifat Rio, tak bisa lagi dia pertahankan. Namun dia juga tak bisa membalas perasaan Johan. Sudahlah Chalista dan Johan sebatas pasangan dalam Teater saja.
0 komentar:
Posting Komentar